BandungBeritaEdukasiHukumJawa BaratNasionalNews

Tramadol Jadi Ladang Bisnis Haram di Bandung Barat: Omzet Rp15 Juta Per Hari, Generasi Bangsa Jadi Korban

Bandung Barat, faktualtimes.com

Peredaran obat keras tramadol di Jalan Raya BBS 1, Desa Cipatik, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, menjadi potret buram lemahnya pengawasan hukum. Hasil investigasi di lapangan mengungkap adanya bisnis gelap bernilai miliaran rupiah per bulan yang telah berlangsung selama dua tahun terakhir. Tragisnya, korban utama justru remaja usia sekolah hingga orang dewasa yang kini terjerat ketergantungan.

Dari penelusuran tim investigasi, dua orang berinisial Nazar dan Boi diduga kuat sebagai pemilik sekaligus koordinator jaringan distribusi tramadol di wilayah tersebut. Mereka diketahui mengoperasikan tiga toko yang terus berkembang pesat dengan omzet harian mencapai sekitar Rp15 juta.

Lebih mengkhawatirkan lagi, sumber terpercaya menyebut adanya dugaan koordinasi antara jaringan ini dengan sejumlah pemuda setempat bahkan Aparat Penegak Hukum (APH). Dugaan keterlibatan ini menambah ironi: bisnis haram yang meracuni generasi bangsa bukan hanya dibiarkan, tetapi diduga mendapat “perlindungan” dari pihak yang seharusnya menindak.

“Kalau aparat diam saja, masyarakat mau berharap ke siapa lagi? Anak-anak sekolah jadi korban, orang tua pun tak luput,” ungkap salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Fenomena ini menunjukkan lemahnya kontrol peredaran obat keras yang seharusnya hanya dijual dengan resep dokter. Di lapangan, tramadol kini diperlakukan layaknya barang konsumsi biasa. Padahal, dampaknya merusak kesehatan, moral, hingga masa depan generasi bangsa.

Pertanyaan publik pun mencuat: Apakah pejabat dan aparat akan terus tutup mata dan telinga? Sampai kapan bisnis haram ini dibiarkan meracuni anak bangsa demi keuntungan segelintir orang?

Kasus Cipatik menjadi peringatan keras. Tanpa keberanian aparat dan pemerintah untuk menindak tegas, jaringan narkotika dan obat terlarang akan terus tumbuh subur. Ketika hukum bisa dibeli, yang menjadi korban bukan hanya generasi muda, tetapi juga hilangnya kepercayaan rakyat terhadap keadilan. Jika langkah nyata tak segera diambil, bangsa ini perlahan akan kehilangan generasi terbaiknya.

(As) Ferdi & Masdon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights