Dugaan Penyelewengan di SMP 1 Cipanas: Anggaran Pemerintah Terancam Rugi
Kab. Lebak, faktualtimes.com
Diduga SMP 1 Cipanas, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Banten, memunculkan tanda tanya besar terkait penggunaan anggaran sekolah pada tahun 2024.
Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Humas sekolah, Abdul Ajiz Kamaludin, tenaga honor di sekolah tersebut terdiri dari satu tenaga pendidik dan tujuh orang lainnya yang bekerja sebagai penjaga serta bagian tata usaha.
Adapun rincian anggaran untuk pembayaran honor mencakup Rp 49.530.000 pada tahap pertama dan Rp 47.110.000 pada tahap kedua.
Sementara itu, anggaran untuk pemeliharaan sarana dan prasarana dialokasikan sebesar Rp 47.206.000 pada tahap pertama (1) dan Rp 28.680.000 pada tahap kedua(2).
Namun, ketiadaan kepala sekolah saat tim Awak media mencoba melakukan mengonfirmasi langsung memunculkan spekulasi baru.
Apalagi, dugaan ketidaksesuaian dalam penggunaan anggaran semakin kuat setelah dilakukan penelusuran lebih mendalam.
Jika dugaan ini benar, maka bukan hanya pemerintah yang dirugikan, tetapi juga kualitas pendidikan dan fasilitas yang seharusnya menjadi hak siswa dan tenaga pengajar.
Transparansi dan Akuntabilitas Masih Jadi PR Besar, kejadian seperti ini menjadi refleksi nyata betapa pentingnya transparansi dalam pengelolaan anggaran pendidikan.
Seharusnya, setiap rupiah yang dialokasikan untuk pendidikan mampu dipertanggungjawabkan secara jelas, baik melalui laporan terbuka kepada publik maupun mekanisme audit internal yang ketat.
Sayangnya, hal seperti ini bukanlah yang pertama. Ketidaksesuaian dalam pelaporan atau penggunaan anggaran sering kali menjadi titik lemah yang dimanfaatkan oleh oknum tak bertanggung jawab.
Pemerintah dan pihak terkait harus lebih serius dalam memastikan anggaran pendidikan digunakan secara optimal untuk meningkatkan kualitas pendidikan, bukan sekadar memenuhi kebutuhan administratif.
Masyarakat, termasuk media, memiliki peran besar untuk terus mengawasi dan menyuarakan kebenaran.
Dengan begitu, praktik-praktik seperti ini dapat diminimalkan, dan tujuan utama pendidikan—mencerdaskan bangsa—benar-benar tercapai.
Penulis: R/R