Dana Rutilahu Di Desa Tlajung Udik Kecamatan Gunung Putri Diduga Tidak Diberikan Penuh Ke Warga Terbantu
Kab. Bogor, faktualtimes.com
Bantuan Dana Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) diduga tidak diberikan secara utuh kepada warga penerima bantuan di Desa Tlajung Udik Kec. Gunung Putri Kab. Bogor.
Penelusuran di lapangan oleh investigator LSM MPB (5-8/1/2024) diketahui bahwa rumah di RT. 02 RW. 017 pemberian dana dalam bentuk supply material hanya diberikan sebesar 50 % atau sebesar Rp. 9.716.000,- dan sudah termasuk tenaga kerja.
Dan ironisnya lagi, pada RT dan RW yang sama juga ada rumah yang warga terbantunya membayar biaya 3 orang tukang selama 11 hari sebesar Rp.280.000,- per hari, padahal dalam Program Rutilahu pagu tenaga kerja sudah ada sebesar Rp.2.500.000,- untuk 10 hari kerja.
Sekretaris Desa Desa Tlajung Udik Abdul Harly menjelaskan bahwa benar ada program bantuan Rutilahu yang berasal dari Aspirasi Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat untuk 30 warga dengan pagu Rp.20.000.000. Sekdes juga mengatakan tidak tahu mekanismenya, tetapi turut prihatin jika ada pemotongan seperti itu, dan berterima kasih sudah dibantu dalam mengontrol.
Sementara itu, Tenaga Pelaksana Kegiatan yang juga salah seorang jajaran
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa berinisial M, menyatakan bahwa: “Semua sudah ada standarnya kalau harga tidak masuk tidak bakal di ACC pengajuan programnya”. Namun realisasi di lapangan berbeda dan data-data yang diminta tidak pernah diberikan.
Hal ini patut diduga bisa atau telah terjadi pemotongan pagu dana desa sebesar 50% atau Rp.10.000.000,- per rumah.
Ketua LSM Markas Pejuang Bogor Atiek Setyowati menegaskan: “Kami tidak mau lihat orang susah didzolimi”. Tim Investigasi LSM MPB sudah mencium adanya dugaan aroma kurang sedap adanya salah seorang petugas LPM memberikan material bangunan yang kurang dari jumlah pagu bantuan.
Lebih lanjut Atiek menegaskan agar petugas itu menuntaskan sesuai jumlah bantuan, kalau gak ya..bungkus (penjara, red). “Kami MPB selalu bertujuan baik, sebetulnya tidak mau menjarain orang, tapi balikin 100% hak orang susah”, tambah Atiek.
Seorang warga terbantu yang tidak bersedia disebutkan namanya meminta bantuan: “Pak tolong dibantu, ini rumah malah tidak selesai, kami orang susah darimana menyelesaikannya”.
Penulis (Tim)